Minggu, 13 Januari 2013

Cara mudah menghafal artikel benda

Salah satu masalah dalam bahasa Jerman adalah menghafal kata-kata benda dalam bahasa Jerman. Sebenarnya itu bukan masalah, tapi fakta. Karena masalah selalu berbentuk pertanyaan, yaitu "Bagaimana cara mudah menghafal artikel benda dalam bahasa Jerman?"

Saya memberikan alternatif cara mudah belajar yaitu dengan membuat kartu dari karton buffalo berwarna warni. Pilih 3 warna saja, karena artikel benda dalam bahasa Jerman ada 3 kan? Atau 4 warna juga boleh, yang satu lagi untuk bentuk plural. Ukuran kartunya 5 cm x 8 cm. Lalu saya tuliskan sejumlah kata-kata yang sesuai dengan bab yang sedang dipelajari. 



Saya pilih karton buffalo karena ketebalannya sedang, sehingga kartu tidak cepat lusuh. Kedua, saya membeli karton buffalo atau karton yang sering digunakan untuk cover makalah. Ukurannya biasanya folio, bentuknya sudah lurus dan tidak melengkung seperti kalau kita membeli karton yang masih dalam bentuk gulungan. 

Saya mencoba ini untuk siswa saya yang masih kelas 6 SD dan dia sangat menikmatinya. Padahal biasanya dia paling malas banget kalau belajar bahasa Jerman apalagi disuruh buka buku. 

Hebatnya, dia bisa langsung menebak kalau setiap warna sudah saya klasifikasikan. Saya katakan, belum tentu, tetapi ketika dia berhasil mencari artikel beberapa kartu akhirnya saya buka rahasianya. Sambil memuji kecermatan dia mengasosiasikan warna dengan jenis artikel.

Jadi tugas selanjutnya adalah mencari arti dari kata-kata tersebut. Setelah selesai belajar, eh dia malah minta kartu-kartu tersebut untuk belajar sendiri. Saya berikan, justru senang karena dia menjadi senang belajar. 

Proyek saya selanjutnya adalah membuat kartu untuk belajar merangkai kalimat. Mau tahu, bagaimana proyek akhirnya? Cek terus blog ini ya.....

Rabu, 09 Januari 2013

Biaya sekolah di Jerman


Biaya sekolah di Jerman lebih murah dibandingkan Inggris dan Amerika. Namun, bukan berarti bebas biaya sama sekali, lho. Sampai saat ini ada dua negara bagian yang menetapkan biaya kuliah, sedangkan 14 negara bagian lainnya tidak menerapkan biaya kuliah.

Sejak Musim Dingin 2006/2007, beberapa universitas di Jerman diizinkan untuk menarik pembayaran dari mahasiswa S-1 atau undergraduate. Di peta di bawah ini, kalian bisa lihat negara bagian mana saja yang menerapkan pembayaran tersebut, yaitu negara bagian Niederschsen dan Bayern.



Beberapa universitas mengharuskan mahasiswanya membayar sekitar 500 per semester bagi mahasiswa yang kuliahnya molor atau lebih lama 2  atau 4 semester dibandingkan dengan rekan-rekan kuliahnya.

Oh ya, jangan mencampur adukkan biaya tuition atau biaya kuliah dengan semester contributions (atau kontribusi semester). Keduanya tidak ada hubungannya satu sama lain. Dan jumlahnya tergantung dari universitas masing-masing. Uang ini meliputi biaya administrasi termasuk kontribusi social seperti ASta dan Studentenwerk (semacam senat mahasiswa). Banyak universitas memberikan tiket bagi mahasiswanya untuk menggunakan transportasi public dengan uang dari kontribusi semester ini.

Jika ada yang ingin ditanyakan tentang sekolah di Jerman, silahkan hubungi Pak Yanuar 0812 8489 0000, 0815 8489 0000, dan 021 310 3192.

Biaya kalau ke Salon di Wina, Austria

Saya suka ke salon, biasanya sih untuk potong rambut, creambath, refleksi, atau luluran dan sekali sekali menikur pedikur. Setiap kali ke sebuh negara, saya pati akan mencoba massage atau urutnya, karena saya suka banget diurut, he he he. Bikin badan jadi enteng.

Misalnya waktu ke Thailand saya coba Thai massage yang seperti pemain akrobat, badan kita ditekuk-tekuk oleh pemijatnya (cewek ya) setelah tubuh kita ditotok dengan kepalan tangan atau ujung jari mereka. Tapi ternyata saya lebih suka dengan oil massage-nya Thailand, karena mirip dengan urut di Indonesia. Thai massage gak nendang buat saya.

Sewaktu saya di India, begitu juga. Biayanya agak mahal sedikit daripada yang di Thailand, tapi urutnya tidak oke. Malaysia lumayan lah, yang memijat orang Indonesia juga kok.

Tapi ketika saya ke Austria, saya gak sanggup deh ke salonnya mereka. Muahaaalll banget. 



Daftar harga salon di Westbahnhof, Wina. Pengunjungnya banyak juga, he he he. 

Untuk potong rambut, cuci (keramas) dan diblow biayanya 46 Euro setara dengan Rp 811 ribu. Di Jakarta, 200 ribu - 300 ribu udah bisa semua-mua, dari creambath, potong rambut, luluran, facial, menikur, pedikur de el el. Makanya disabar-sabarin deh nunggu pulang ke Jakarta, baru balas dendam ke salon, ha ha ha. 


Out of Topic: Memperkenalkan website baru


Liebe Freunde, 

Sudah beberapa tahun ini saya mencari uang tambahan melalui website 'paid to review'. Nur zum Spass, aber es lohnt sich gut. 

Caranya, pertama dengan membeli nama domain yang PR-nya sudah mencapai angka 3 atau PR 3.

PR atau singkatan dari Page Rank merupakan ranking dari sebuah nama domain. Semakin tinggi nilai PR, berarti nama domain itu semakin terkenal. Yahoo, Gmail dan Facebook adalah nama domain dengan PR tinggi tentu saja.



Nah, kalau sudah membeli nama domain tersebut, saya membuat blog dan mengconvert nama  blog gratisan tersebut menjadi nama domain berbayar tersebut. Lalu saya mendaftarkan diri untuk mendapatkan order menulis.

Harga satu artikel review produk biasanya berkisar antara 2.5$ - 10$. Susah-susah gampang, karena mesti ditulis dalam bahasa Inggris yang baik dan benar, plus mesti ditaruh link dan SEO-nya.  Pertama-tama sih ordernya lama dan jarang, tapi kalau sudah beberapa kali kita dapat order, maka order lain pun menyusul. 

Saya sudah berhasil, cuma karena beberapa tahun ini, saya pulang pergi keluar negeri untuk melakukan pemantauan pemilu dan training, urusan ini terbengkalai. Karena order kadang-kadang deadlinenya cuma satu minggu, sedangkan pemantauan pemilu sedang seru-serunya.  

Nah, saya baru kenal sebuah website yang juga membayar kita untuk paid to review. Asyiknya, hanya menuliskan review paling sedikit 2 kalimat, dalam bahasa Inggris tentunya sesuai dengan website yang sedang kita review. Bayarannya? 1 artikel berisi 2 kalimat tersebut, dihargai $ 0.30. Lumayan kan. Saya baru menulis beberapa review, dan sudah dapat $ 2.40. Biasa menulis review dalam bahasa Inggris sebanyak 3 paragraf atau 300 kata, itu mah kecil buat saya, he he he. Artinya, buat yang gak mahir berbahasa Inggris pun, bisa ikutan.    

Yang mau ikutan, silahkan klik website "Paid to Review" yang ada di sebelah kanan atau kiri blog ini. Iseng-iseng berhadiah, kok. Semuanya serba gratis, eh, dapat uang dan dollar pula. Siapa tau kita bisa ke Eropa bareng lewat website ini. 

Selasa, 01 Januari 2013

Bercerita dalam bahasa Jerman dengan buku anak-anak

Buku cerita anak-anak buatan luar negeri memang keren-keren. Bukan saja kualitas gambarnya, tapi juga karena gambar pilihannya mendukung cerita.

Bunda bebek membujuk anaknya turun ke air.


Contohnya buku ini, “Ich bin die kleine Ente”, yang artinya „saya adalah bebek mungil“. Buku anak-anak terbitan Jerman ini merupakan buku favorit keponakan saya, Alya, ketika dia masih berusia 3 tahun. 

Saya memang bisa bahasa Jerman, tapi saya mengajarkannya menyukai buku dengan mula-mula memperkenalkan tokoh-tokoh dalam gambar yaitu bebek-bebek mungil. Alya lalu  mengasosiasikan diri dengan salah satu bebek mungil, bebek mungil lainnya adalah adiknya yang masih bayi dan tentu saja ada bunda bebek!

Mula-mula dia membalik-balik halaman berikutnya untuk mencari bebek mungil dan keluarganya. Setelah puas, baru dia ‘meng-eksplore’ mengenali tokoh-tokoh lain yang ada dalam buku tersebut yaitu dua anak kecil yang sedang mengayuh sampan dan memberikan roti kepada bebek-bebek di danau. Bagaimana bunda bebek mengajari anak-anaknya makan, berarti anak belajar mengenal makanan bebek dan rantai makanan. Demikian juga ketika bebek Alya tersesat dan bertemu kodok, yang berarti anak belajar mengenal satwa lain di sungai atau rawa.

Bunda bebek mengenalkan dan mencari makanan untuk bebek, meskipun kadang-kadang ada  orang  yang suka memberi makan bebek dengan roti seperti dua anak kecil yang bersampan itu. 

Tahun baru, resolusi baru ya? Mungkinkah salah satunya adalah bahasa Jermannya menjadi lebih lancar lagi? Nah, bercerita merupakan salah satu caranya. Carilah buku, poster atau foto atau apapun, lalu mulailah menyebutkan nama-nama benda yang ada dalam gambar tersebut, lalu mulailah bercerita dan boleh juga berimajinasi. 

Kalau punya keponakan atau anak, boleh juga ditiru cara ini, untuk mendorong anak menyukai buku dan nantinya jadi suka membaca. Membaca penting, lho. Orang bilang, buku itu jendela dunia, dan membaca adalah kuncinya.


Salah satu pendorong anak gemar membaca adalah orang tua atau lingkungan keluarga yang juga membaca. Anak adalah peniru yang baik. Jika orang tuanya tidak membaca tapi menyuruh anak belajar dan membaca, anak akan sulit diminta belajar dan membaca, kecuali kalau memang sudah dasarnya anak suka membaca.

Kebiasaan membaca bisa dimulai dari kecil. Banyak orang tua tidak mau membelikan anak buku, terutama ketika anak masih kecil dengan alasan anak belum paham membaca, nanti dirobek dan sebagainya.

Betul, anak belum bisa membaca, justru itulah tugas kita mengajari anak membaca. Alasan kedua betul juga, anak akan merobek buku tersebut. Karena anak belum tau apa itu buku, manfaat dan terutama cara menggunakannya. Untuk alasan ini, ketika anak terlalu kecil, kita bisa menggunakan buku kain, jadi anak bisa menggigit atau merobek tapi bukunya tetap baik-baik saja.

Nah, jika sudah punya buku yang akan dibaca, baik buku betulan atau buku kain, duduklah bersama anak dan bukalah buku bersama-sama. Jangan terpaku pada teks bacaan, apalagi kalau teks bacaannya dalam bahasa asing. Anak usia 3-4 tahun tidak tertarik dengan alphabet, tetapi pada gambar, warna dan bentuk-bentuk dalam gambar. Berimajinasilah dalam bercerita. Karena itu carilah buku cerita yang berwarna warni dan memiliki gambar yang mendukung cerita. 

Berkunjung ke Jerman setelah pandemi

Gott sei Dank. Thanks God. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Setelah pandemi Corona berakhir, Jerman mencabut larangan bagi orang Indonesia untuk b...