Sabtu, 27 Desember 2014

Kleider machen Leute

Kleider machen Leute

Ini adalah peribahasa Jerman yang artinya pakaian menunjukkan seseorang, baik kualitas dirinya, pekerjaan, status sosial dan sebagainya.

Tanggal 25 Desember kemarin, alumni sebuah organisasi yg saya ikuti tahun 90-an kumpul dan semalam sebelumnya seorang senior mengingatkan saya dan yuniornya yang lain yang masih wara wiri di forum diskusi untuk berpakaian yang patut untuk menghormati si pengundang. Gak mesti mahal, yang penting patut dan sesuai dengan acara.
Saya pun menjawab dengan menunjukkan sejumlah foto saya di beberapa kegiatan kepada senior-senior di grup WA kami, pamer? He he he, iya, untuk menunjukkan bahwa saya paham dresscode.
Bertemu dengan presiden Susilo Bambang Yudhoyono dalam pembukaan Forum KPU se-ASEAN, Oktober 2012.
Saya mewakili KIPP Indonesia, LSM kepemiluan Indonesia. 
Ketika bertemu presiden SBY pada Oktober 2012 di Istana Negara dalam Forum KPU se-ASEAN, saya pakai suit (jas) lengkap. Dalam acara formal lain cukup pakai blus batik. Saya kan mewakili pimpinan organisasi saya di acara tersebut. Ada juga sih yang kelihatannya saltum (salah kostum), misalnya saya pakai Tshirt dan tamu-tamu lain pakai blus yang cowok pakai batik. Tetapi itu karena sebelumnya ada kegiatan yang berbeda. Untuk mengakalinya, saya biasanya selalu membawa selendang atau pashmina, agar street wearnya gak terlalu ketara banget. Kuliah, pakai Tshirt saja plus selendang atau pashmina. Maklum S-2, jangan terlalu santai banget. Saya gak pakai jeans lagi, bukan karena gak suka, tapi udah gak muat, he he he.
Saya dengan seorang teman Pakistan di Lahore, Pakistan, Mei 2013. Bersiap-siap menghadiri pesta di Konsulat Amerika. Saya menggunakan Shilwar Khamiz, pakaian khas Pakistan, tenunan di bagian dada merupakan tenunan khas suku Sindh, salah satu suku besar di Pakistan. 
  
Saya tentu saja paham, kenapa senior ini menyebut nama saya untuk mengingatkan mengenai tata krama berbusana. Pertama, karena dia merasa dekat dengan saya, jadi kemungkinan saya tersinggung lebih sedikit. Kedua, dia tahu kalau saya pasti paham siapa yang sebenarnya dia mau colek. Kalau kata Anas Urbaningrum, nabok nyilih tangan.... he he he.... Mau ngomelin orangnya langsung gak enak, jadi menyindir orang lain. 

Kalau mau ke mesjid, biasanya akan ada tulisan "Berpakaianlah sesuai dengan lingkungan masjid". Tentu tidak enak dilihat, ke mesjid tapi pakai celana pendek, khususnya perempuan. Saya kira tempat ibadah agama lain juga mewajibkan jemaat pengunjung untuk menggunakan pakaian tertentu dan mengharapkan pengunjung tidak menggunakan pakaian tertentu. 

Saya tanya senior saya ketika bertemu, siapakah yang dimaksud olehnya. Dia menyebutkan sebuah nama dan menjelaskan kenapa orang tersebut tidak maju dalam karirnya, padahal orang tersebut luar biasa cerdasnya: Karena dia cuek bebek dengan penampilannya agar selalu berkesan anak muda. 

Ukuran patut itu apa sih? Untuk orang Indonesia memakai  kemeja atau blus lengan pendek sudah termasuk patut. Sebaiknya lengan atas tidak terlalu terbuka, junkies (terlalu ketat), jika tidak berjilbab, rok sebaiknya minimal setinggi lutut, jangan lebih tinggi lagi, karena akan membuat si pemakai serba salah ketika duduk. Baik pria dan wanita sebaiknya memakai celana kain bukan jeans untuk keperluan kantor dan tidak memakai celana pendek meskipun selutut. Era batik menyebabkan pilihan baju lebih mudah lagi, karena dengan batik bisa masuk ke semua acara. 

Bagaimana dengan orang yang selalu berpakaian minimalis. Mungkin kebiasaannya, ya, tapi setahu saya, orang-orang umum dan pejabat lebih suka berhubungan dengan orang yang berpakaian tidak minimalis. Bahkan orang bule yang kelihatannya selalu berpakaian minimalis di Jakarta atau di Indonesia sebenarnya sangat memperhatikan dress code, lho. Umumnya, kita melihat para bule itu hanya memakai tank top dan celana pendek (perempuan) atau kaos dan celana pendek (laki-laki) karena mereka adalah turis jadi mereka sedang berada dalam suasana yang sangat santai sekali, lagipula Indonesia cukup panas untuk mereka yang temperatur di negaranya hanya 10-20 derajat. Tetapi karena saya sering bekerja dengan bule, mereka punya standar baju untuk bekerja dan bergaul yang kurang lebih sama dengan orang Indonesia. Kalau clubbing, baru mereka pakai baju yang minimalis. 

Ayo tampil keren dan patut, meski tidak harus mahal dan mewah, agar tidak saltum (salah kostum). Selain itu juga, memakai baju yang patut juga berarti kita menghargai diri kita sendiri. Selamat Akhir Pekan dan Akhir Tahun.

Kamis, 11 Desember 2014

Daftar Beasiswa Mancanegara

Guten Freitagmorgen,
Banyak yang bertanya ke saya mengenai beasiswa ke Jerman. Sejauh yang saya tau, beasiswa ke Jerman dari pemerintah Jerman hanya untuk S2 dan S3 itupun untuk pegawai negeri. Karena programnya adalah G to G atau Government to Government. Bukan untuk perorangan.


Ada juga lembaga Jerman yang memberi beasiswa. Setelah saya cek masing-masing lembaga, mereka berafiliasi dengan partai di Jerman dan tentu saja berharap penerima beasiswa akan mengikuti ideologi partai pemberi beasiswa tersebut. Kalau memang mau, silahkan. Nanti saya akan tuliskan, kalau saya sudah ada waktu. 

Tapi tidak usah takut, masih banyak beasiswa dari tempat lain, dari negara lain. Ini dia daftarnya.

List Pemberi Beasiswa
1. Australia Award Scholarship (http://australiaawardsindo.or.id)
2. LPDP Scholarship (http://www.beasiswalpdp.org/index.html)
3. DIKTI Scholarshi
p
a. Dalam Negeri (http://www.beasiswa.dikti.go.id/dn/)
b. Luar Negeri (http://beasiswa.dikti.go.id/ln/)
4. Turkey Government Scholarship (http://www.turkiyeburslari.gov.tr/index.php/en)
5. General Cultural Scholarship India (http://www.iccrindia.net/gereralscheme.html)
6. USA Government Scholarship
a. (http://www.aminef.or.id/index.php)
b. (http://www.iief.or.id)
7. Netherland Government Scholarship (http://www.nesoindonesia.or.id/beasiswa)
8. Korean Government Scholarship (http://www.niied.go.kr/eng/contents.do…)
9. Belgium Government Scholarship (http://www.vliruos.be/4273.aspx)
10. Israel Government Scholarship (http://www.mfa.gov.il/…/scholarships%20offered%20by%20the%2…)
11. Sciences Po France (http://formation.sciences-po.fr/…/the-emile-boutmy-scholars…)
12. Utrecht University Netherland (http://www.uu.nl/university/international-
students/en/financialmatters/grantsandscholarships/Pages/utrechtexcellencescholarships.aspx)
13. Prasetya Mulya Business School Indonesia (http://www.pmbs.ac.id/s2/scholarship.php?lang=ENG)
14. Brunei Darussalam Government Scholarship (http://www.mofat.gov.bn/index.php/announcement)
15. Monbugakusho Scholarship Japan (http://www.id.emb-japan.go.jp/sch.html)
16. Paramadina University Master Fellowship Indonesia (https://gradschool.paramadina.ac.id/…/paramadina-medco-fell…)
17. PPM School of Management Indonesia (http://ppm-manajemen.ac.id/beasiswa-penuh-s2-mm-reguler/)
18. University of Twente Netherland (http://www.utwente.nl/internationa…/scholarshipsandgrants/…/)
19. Sweden Government Scholarship (http://www.studyinsweden.se/Scholarships/)
20. Chinese Government Scholarship (http://www.csc.edu.cn/laihua/scholarshipdetailen.aspx…)
21. Taiwan Government Scholarship (http://www.studyintaiwan.org/taiwan_scholarships.html)
22. United Kingdom Government SCholarship (http://www.chevening.org/indonesia/)
23. Panasonic Scholarship Japan (http://panasonic.net/citizensh…/scholarships/…/requirements/)
24. Ancora Foundation Scholarship (http://ancorafoundation.com)
25. Asian Public Intellectuals Fellowship Japan (http://www.api-fellowships.org/body/)
26. AUN/SEED-Net Scholarship (http://www.seed-net.org/index.php)
27. Art Asia Major Scholarship Korea National University of Arts (http://eng.karts.ac.kr:81/karts/board/list.jsp?
c_no=003013002&bt_no=123&page=1&b_category=&b_categoryimg=&searchSelect=&keyword=&divisionSelect=&engNotice=engNotice)
28. Ritsumeikan Asia Pacific University Japan (http://www.apu.ac.jp/home/life/index.php?content_id=30)
29. Seoul National University Korea (http://en.snu.ac.kr/…/gradu…/scholarships/before-application)
30. DIKTIS Overseas Scholarship (http://www.pendis.kemenag.go.id/beasiswaln/)
31. Honjo International Scholarship Foundation Japan (http://hisf.or.jp/english/sch-f/)
32. IDB Merit Scholarship Programme for High Technology (http://www.isdb.org/irj/portal/anonymous…)
33. International HIV & Drug Use Fellowship USA (http://www.iasociety.org/fellowship.aspx)
34. Nitori International Scholarship Foundation Japan (http://www.nitori-shougakuzaidan.com/en/)
35. School of Government and Public Policy Indonesia (http://sgpp.ac.id/pages/financial-conditions)
36. Inpex Scholarship Foundation Japan
37. Asia University Taiwan (http://ciae.asia.edu.tw/AdmissionsScholarship.html)

38. Macquaire University Australia (http://www.mq.edu.au/…/macquarie_university_international_…/)
Kalau mau kuliah ke Jerman (dengan biaya sendiri tentunya) atau kursus bahasa Jerman, silahkan hubungi kami di Lado Educare. Telp nya 021-251 1535. Juga bisa bertemu pak Yanuar HP 0815 8489 0000, atau saya 0858 1122 7868 (ibu Pipit).


Minggu, 09 November 2014

Buku Latihan Bahasa Jerman terbaru dari Penerbit Pons

Ada buku latihan baru dari Penerbit Pons, tetapi sayangnya ditujukan untuk A2 hingga B2 saja. Untuk latihan A1, saya pernah memuatnya di blog ini juga. 

Isinya variatif, dari das Verb (kata kerja), Substantive (kata benda), Artikelwörter und Pronomen (artikel [der,die,das] {ein, eine, einen dst]), der Satzbau im Hauptsatz (menyusun kalimat utama).

Penerbit Pons dari dulu terkenal untuk latihan grammatik dengan menggunakan istilah-istilah gramatik, sehingga untuk yang tidak biasa dengan istilah gramatik, agak menyulitkan. Sejauh ini blog saya menggunakan istilah gramatik dalam menjelaskan satu Grammatikpunkt atau poin-poin tata bahasa. Tetapi, saya usahakan penjelasannya tidak terlalu linguistik atau tata bahasa baku. Tetapi kalau masih sulit dipahami, memang perlu latihan dari bermacam-macam sumber, salah satunya buku ini. 
   

Buku Latihan dari Penerbit Pons

Penjelasan dalam buku ini ditulis dalam bahasa Jerman, jadi pembelajar mesti rajin buka kamus :D Atau lihat di blog saya, kalau memang sudah saya buat dan jelaskan. Nanti akan saya bahas penjelasan tata bahasanya, biar nyambung dan tidak menyulitkan. Setelah penjelasan mengenai satu Grammatikpunkt, ada latihan soal terkait.

Harga bukunya Rp 105.000,- di luar ongkos kirim. Kirimnya pakai JNE, kalau Jabodetabek ongkos kirimnya Rp 8 ribu, tiba 1-2 hari. Saya bisa dihubungi di 085811227868 (jangan SMS, ya), ada BB 27ec901c dan WA 0812 8115 0858. Kalau pakai BB dan WA kan gratis :D

Selasa, 21 Oktober 2014

Video "Guten Tag" dari Youtube

Banyak yang minta kalau bisa di blog ini ada audio bagaimana cara mengucapkan kata-kata atau kalimat dalam bahasa Jerman. Saya pernah mencoba membuat video, tapi sepertinya gak sukses. Dan setelah itu, belum coba-coba lagi. Tadi pagi saya menemukan video ini di youtube, lumayan bagus, sederhana dan mudah dimengerti, meski singkat dan tidak lengkap. Lumayanlah untuk belajar sedikit-sedikit. 


silahkan berlatih....

Jumat, 27 Juni 2014

Sertifikat C 1 dan C2 palsu

Beberapa hari lalu, saya ke Goethe-Institut Jakarta dan melihat pengumuman ini, yaitu pemalsuan sertifikat C1 dan C2 yang dilakukan oleh (calon) mahasiswa Indonesia. 



Selalu saja ada orang yang mau main pintas yang akhirnya merugikan tidak hanya diri sendiri, tetapi juga orang lain termasuk mahasiswa dan calon mahasiswa yang akan kuliah di Jerman. 

Kalau cuma bikin sertifikat apapun, gampang banget. Photoshop dan sejumlah program komputer lainnya untuk mengutak atik sertifikat atau foto banyak bertebaran. Yang sulit sekaligus mudah mendeteksinya adalah kemampuan si pemilik sertifikat dalam menguasai bahasa Jerman. Orang yang mendapatkan sertifikat C1 dan C2 berarti kemampuan bahasa Jerman orang tersebut sudah hampir sama atau mendekati dengan penutur asli. Nah, dengan demikian, akan cepat ketahuan keaslian sertifikatnya kalau menunjukkan kepemilikan sertifikat C1 tapi bicaranya masih a e o.


Pengumuman Sertifikat C1 Palsu  

Saya sendiri baru memiliki sertifikat ZMP yang setara dengan B2, itupun puluhan tahun yang lalu. Kalau saya jadi melanjutkan S3 ke Jerman, maka saya harus memperbaharuinya. Untuk kuliah S2 dan S3, yang bukan berbahasa Jerman, harus ikut ujian DAF yang setara dengan ujian B2 ke atas. Beberapa hari lalu, saya dikirimi informasi beasiswa riset PhD (S-3)dari sebuah lembaga akademis di Jerman dan salah satu syaratnya adalah sertifikat C1. Wah,makin semangat deh belajar bahasa Jerman ke level yang lebih tinggi.  

Pengkriteriaan jenjang mulai dari A1 hingga C2 dibuat oleh sejumlah besar profesor dan ahli bahasa se-Eropa selama bertahun-tahun. Jadi kalau orang Indonesia apalagi masih berstatus mahasiswa mau main-main dengan berbagai sertifikat palsu, ancaman tidak bisa kuliah di Jerman seumur hidup adalah sesuatu yang patut. 

Kamis, 29 Mei 2014

Peralatan masak dalam bahasa Jerman

Salah satu pesan saya untuk murid yang akan berangkat ke Jerman adalah belajar memasak. Kenapa? Karena harga masakan di Jerman cukup mahal dan menguras kantong mahasiswa. Tidak perlu masakan yang mewah a la Chef restoran, cukup yang sederhana saja. Sewaktu saya di Austria Oktober-November 2012, saya cukup "mabok" dengan pengeluaran makan dan minum saya, karena sekali makan, saya menghabiskan uang Rp 80 ribu-120 ribu rupiah. Dan kalau makan di luar, saya menghabiskan uang Rp 200 ribu sekali makan. Padahal yang dimakan cuma spaghetti atau pizza atau chicken wings. Memang sih porsinya besar, jadi kadang saya share dengan teman yang lain. 

Nah, berhubung tidak mungkin membawa alat masak, ada baiknya kita mengenal nama-nama peralatan makan Jerman. Supaya ketika di sana, agak lebih mudah mencari di toko. Paling tidak, ini akan membantu kita ketika membaca teks tentang Küche, atau membaca di majalah. Biasanya kalau belajar tentang kalimat passiv, contoh yang akan keluar adalah cara memasak makanan. Ini nama peralatan masak di Jerman. 



Selain mengenal nama-nama peralatan masak ini, kita juga bisa belajar mengenai komposita atau kata gabung. Dalam bahasa Jerman kita akan menemukan banyak kata gabung, biasanya terdiri dari dua kata, tetapi bukan tidak mungkin kita akan menemukan komposita yang terdiri dari tiga, empat bahkan lima kata. Nama lain dari komposita adalah "Zusammensetzung".

Pembentukan komposita bisa bermacam-macam, antara lain:

1. verben (kata kerja) + Nomen (kata benda)
das Hackbrett = talenan
berasal dari kata kerja 'hacken" (mencincang) dan kata benda 'das Brett' (papan)
Pola yang sama adalah das Hackmesser. 

2. kata benda + kata benda
der Flaschenöffner = pembuka botol
berasal dari kata benda 'die Flasche' (botol) dan kata benda 'der Öffner" (pembuka atau alat untuk membuka)
Pola yang sama adalah der Holzlöffel 

Karena komposita membentuk kata benda baru, maka kata benda tersebut harus memiliki artikel (der, die atau das). Artikel yang digunakan adalah artikel benda yang leyang letaknya paling akhir. Dalam mengartikan komposita dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia membacanya dengan cara mundur. Misalnya 'das Hackmesser' yaitu pisau cincang atau pisau yang digunakan untuk mencincang.

Bagaimana dengan pola pembentukan kata komposita alat masak lainnya? Silahkan menjawabnya :D 

Mengintip kampus di Jerman

Menjelang akhir tahun pelajaran seperti ini, banyak siswa SMA dan SMK mulai berburu universitas impiannya. Banyak yang bahkan sudah jauh-jauh hari meneliti universitas dan kalau perlu mengunjungi kampus tersebut. Tetapi, bagaimaa jika ingin kuliahnya di Jerman? Selain meneliti via internet, bisa juga dengan berkunjung langsung ke sana. 

Saya di depan Universitas Wina, salah satu universitas tertua di Austria

Ada sejumlah orang tua murid yang meminta hal ini. Mereka ingin meneliti dan melihat-lihat dulu keadaan di Jerman sebelum mengirimkan anaknya untuk kuliah di Jerman. Hal ini yang membuat kami dari Lado Educare mengadakan semacam tur untuk berkunjung ke kampus-kampus di Jerman. 

Selama ini banyak orang atau keluarga di Indonesia tur keliling Eropa saja, jadi kenapa tidak bagi para orang tua ini untuk ke Eropa khususnya Jerman sekaligus melihat tempat perkuliahan anaknya nanti. 

Paket tur yang akan diberikan nanti akan disesuaikan dengan keinginan orang tua dan anak yang akan menjadi calon mahasiswa. Karena itu, ada baiknya, jika orang tua dan anak sudah mempunyai bayangan kota dan universitas yang akan dikunjungi. Tentu saja, kami akan memberikan masukan mengenai kota dan universitas yang diminati. 

Jika berminat, silahkan hubungi pak Yanuar 0812 8489 0000, email: yanuarbudiarso@yahoo.com dan pipit.glowing@gmail.com.   

Rabu, 07 Mei 2014

Uang Jaminan untuk bersekolah di Jerman

Salah satu yang harus dipersiapkan oleh siswa atau orang yang akan kuliah di Jerman adalah uang jaminan. Uang jaminan tersebut sebesar 8090 Euro. Kurs hari ini (8/5/2014) 1 Euro = Rp 16.169,- jadi kalian bisa menghitung sendiri, berapa uang jaminan yang harus dimiliki di bank agar bisa kuliah di Jerman. Cukup tinggi juga ya, waktu saya ke Austria Oktober 2012, kurs Euro masih Rp 12.300,-. Hiks.

Uang jaminan ini diblok (Blocked Funding) dan menjadi syarat untuk mendapatkan visa ke Jerman. Uang jaminan ini dimasukkan ke Deutsche Bank. Sekitar 15 - 20 tahun lalu, uang jaminan ini bisa berupa akun di bank mana saja di Indonesia. Begitu visa keluar, orang tua murid bisa mengambilnya kembali. Beberapa tahun kemudian, peraturannya berubah. Uang jaminan tersebut hanya bisa berupa akun di 3 bank utama di Indonesia, bank Mandiri, bank BCA dan satu bank lagi yang saya lupa namanya. Uang jaminan tersebut bisa diambil setelah si anak tiba di Jerman. Sudah lima tahun ini (kalau tidak salah), akun rekening untuk uang jaminan ini harus akun di Deutsche Bank. Uang jaminan ini diblok, tidak bisa diambil di Indonesia, tetapi dikirim setiap bulannya ke rekening anak atau siswa yang kuliah di Jerman. Tujuannya agar mahasiswa terjamin dan tidak terlunta-lunta ketika kuliah, khususnya di tahun pertama.  



Bagaimana jika tidak punya uang sebanyak itu, tapi hati berkeinginan untuk kuliah di Jerman? Yang pertama tentu saja mencari beasiswa. Sepengetahuan saya, beasiswa ke Jerman untuk S1 atau level Bachelor Degree sangat jarang. Kalau level S2 atau S3 ada tapi biasanya diberikan melalui lembaga-lembaga pemerintah seperti kementerian atau universitas, bukan perorangan. 

Alternatif yang kedua adalah patungan atau saweran. Saya mendapat informasi ini dari orang tua murid beberapa tahun yang lalu. Sejak awal, keluarga besar mereka sudah bertekad bahwa anak-anak mereka akan kuliah di luar negeri. Jadi mereka patungan untuk uang jaminan ini. Jumlah uang saweran ini tergantung dari kemampuan masing-masing. Misalnya keluarga A yang mempunyai kelebihan rezeki patungan 20 juta, keluarga B yang ekonominya terbatas patungannya sekitar 5 juta dan seterusnya. Uang tersebut menjadi uang bergulir, artinya ketika anak keluarga A sudah cukup usia masuk kuliah, maka anak keluarga A menggunakan uang jaminan tersebut. Setahun kemudian, anak keluarga C yang akan masuk kuliah dan butuh uang jaminan tersebut dan seterusnya. Dan mereka sudah mempraktekkan hal tersebut. Saya pikir ini ide yang baik dan patut ditiru. Toh, Indonesia kan dikenal sebagai keluarga yang gotong royong. Tahun lalu, saya memperkenalkan ide ini kepada keluarga besar saya, hampir semuanya setuju, tetapi ternyata belum bisa berjalan. Mudah-mudahan di keluarga besar kalian, hal ini bisa berjalan. 

Alternatif ketiga adalah menjadi AuPair atau kakak angkat pada sebuah keluarga di Jerman. Saya sudah membuat beberapa artikel mengenai AuPair di blog saya ini, jadi silahkan dilihat-lihat artikel tersebut. Intinya AuPair adalah kakak angkat yang menjaga adik-adiknya, jadi bukan pembantu atau baby sitter seperti di Indonesia, ya. Dan ada aturan hukum serta kontrak yang mengikat kedua belah pihak. Bekerja sebagai AuPair ini bisa menjadi batu loncatan untuk kuliah di Jerman. Ada tulisan mengenai AuPair yang cukup menarik, silahkan klik di sini. Ada seorang teman kuliah seangkatan saya yang menjadi AuPair di Jerman tahun 90-an. Karena dia sudah bisa bahasa Jerman, maka di waktu senggang, dia kuliah di Universitas Muenchen. Sekarang makin banyak mahasiswa UNJ (Jakarta) dan UNY (Jogja) yang ke Jerman sebagai AuPair. Karena mereka tahu, ke Jerman dengan modal murah adalah dengan menjadi AuPair. Bonusnya bisa jalan-jalan keliling Jerman (di saat off), kursus bahasa Jerman (dibiayai orang tua angkat), bisa praktek bahasa Jerman (tentu saja :D) dan lain-lainnya.  

Untuk mengetahui lebih jauh mengenai program AuPair di lembaga kami, silahkan menghubungi Mas Uday di 021 2511535, pak Yanuar di 0812 8489 0000, 0815 8489 0000. Tanya-tanya saja dulu agar mendapat informasi yang jelas. 

Selasa, 29 April 2014

Latihan berbicara dalam bahasa Jerman

Satu keterampilan yang diimpi-impikan oleh pembelajar bahasa Jerman adalah "bisa bercakap-cakap dalam bahasa Jerman". Bagaimana caranya? Yang pertama, harus menguasai kosa kata bahasa Jerman yang cukup, kedua, harus menguasai tata bahasa Jerman yang cukup. Yang ketiga adalah menggunakannya.

Penguasaan kosa kata dan tata bahasa Jerman tentu saja tergantung dari level-nya. Kalau masih level A1, maka kosa kata dan tata bahasanya sederhana dan terbatas. Semakin tinggi levelnya, (harusnya) kosa katanya semakin banyak dan tata bahasanya semakin kompleks. Jadi, harus banyak membaca, belajar dan berlatih.

Fr. Rika dan dua siswanya di Grand Indonesia.

Sewaktu jaman kuliah, saya dan teman-teman suka ke mall (he he he, siapa yang tak suka dengan mall). Pulang kuliah kami jalan-jalan ke mall mana saja tergantung keinginan kami saat itu. Tahun 90-an, mall yang kerap kami kunjungi adalah Matahari pasar Senen (waktu itu belum ada Atrium Senen) dan Arion Rawa Mangun. Banyak baju-baju bagus di sana, lumayan untuk cuci mata tapi kantong masih bolong, maklum mahasiswa, uang masih sangat terbatas. Jadi kami mengomentari baju-baju yang ada di sana dalam bahasa Jerman. "Oh, bajunya schön, tapi harganya teuer." Masih compar campur. Lama-lama, komentar kami adalah "Das Kleid ist schön, aber schade, der Preis ist auch teuer."

Gunakan saja kosa kata yang ada dan tata bahasa yang dikuasai. Kalau pemula, jangan membuat kalimat sendiri, asal comot dari kamus, hasilnya nanti ngaco dan diketawain oleh orang Jerman atau malah bikin bingung. 

Misalnya,
Ich bin frei = Saya sedang kosong. Maksudnya, saya sedang tidak ada kesibukan.
Ich habe frei = Saya sedang kosong. Maksudnya, saya sedang tidak punya pasangan alias jomblo.

Dalam foto di atas, Fr. Rika membawa dua muridnya jalan-jalan ke mall Grand Indonesia yang letaknya tidak jauh dari kantor Lado Educare. Di sana, selain jalan-jalan tentu saja berlatih bahasa Jerman. Misalnya menyebut nama makanan, nama baju atau bahkan yang jahil adalah mengomentari orang yang sedang jalan-jalan di mall tersebut. Misalnya, das Mädchen sieht gut aus. Sie hat shöne Haare. Ihre Schuhe sind schwarz. Etc. 

Menarik sekali kegiatan ini. berhubung ada gurunya langsung, maka jika ada yang salah bisa langsung dikoreksi. Tetapi jika tidak ada guru, maka sesama pembelajar juga bisa saling mengkoreksi. Dicatat jika tidak menemukan pemecahan, lalu ditanya ke guru bahasa Jerman masing-masing. 

Jika ingin les bahasa Jerman, silahkan menghubungi Pak Uday 021-251 1535. Kalau ingin konsultasi untuk sekolah di Jerman silahkan menghubungi pak Yanuar 0812 8489 0000, 0815 8489 0000.

Rabu, 23 April 2014

Mengarang dengan tema "Keluarga"

Salah satu tugas sekolah yang agak sulit adalah menulis atau mengarang. Jangankan dalam bahasa Jerman, bahasa Indonesia saja susahnya minta ampun. Bagaimana cara menulis atau mengarang? Jawaban satu-satunya adalah "menulis dan menulis". Semakin sering menulis, maka kita akan semakin terlatih mengungkapkan pikiran kita. 

Kali ini, saya akan mengajarkan latihan menulis atau mengarang dengan tema "Keluarga" atau "Familie". Pertama-tama, tentu saja kita harus memiliki kosa kata yang cukup mengenai "Familie".  


der Groβvater = kakek
die Groβmutter = nenek 
der Vater = ayah
die Mutter = ibu
der Onkel = paman, om, adik atau kakak dari ayah atau ibu
die Tante = tante, bibi, adik atau kakak dari ayah atau ibu 
der Sohn = putra, anak laki-laki
die Tochter = putri, anak perempuan
das Baby = bayi (perempuan atau laki-laki)

Di Eropa atau Amerika, hewan peliharaan seperti anjing dan kucing dianggap anggota keluarga juga. 
der Hund = anjing
die Katze = kucing

Kedua, buat skenario atau draft atau rancangan karangan. Kita semua punya keluarga, jadi tentu tidak sulit untuk membuat rancangan ini. 

Misalnya, tokoh cerita bernama Amir. Amir mempunyai ayah yang bernama Hasan, ibunya bernama Anita. Amir mempunyai adik perempuan bernama Sarah, kakak laki-laki bernama Bagas. Oman adalah paman Amir dan istrinya bernama Ratna. 

Nah, dengan rencana karangan itu kita melangkah ke karangan bahasa Jerman. 

Ich heisse Amir, mein Vater heisst Hasan und meine Mutter heisst Anita. Mein Vater arbeitet als Beamter. Meine Mutter arbeitet auch, sie ist Lehrerin. Meine Schwester heisst Sarah und mein Bruder heisst Bagas. Oman ist mein Onkel. Er ist der Bruder von meinem Vater. Er it verheiratet. Seine Frau heisst Ratna. Sie wohnen in Bandung. Aber unser Haus ist in Jakarta. 

Nah, ternyata tidak terlalu sulit kan mengarang dalam bahasa Jerman? 

Tips: Jangan memindahkan mentah-mentah kata dalam kamus begitu saja ke dalam karangan. Karena bisa jadi yang kita tulis adalah bahasa Jerman, tetapi orang Jerman penutur asli tidak menggunakan kalimat atau kata-kata tersebut untuk maksud tersebut. Misalnya apa? Nanti akan saya tulis dalam artikel berikutnya. 


Murid-murid Lado Educare

Dalam gambar ini, ada tiga murid kami yang sedang mengisi formulir untuk dokumen untuk masuk Studienkolleg di Jerman. Ada banyak dokumen yang harus dipersiapkan, mulai dari rapot sekolah, akta lahir dan terakhir ijasah SMA atau SMK. 


   
Ega yang duduk di sebelah kiri dan Raudha yang duduk di sebelah kanan sudah berangkat ke Jerman. Raudha baru saja berangkat beberapa hari lalu ketika artikel ini dimuat. Rina yang berada di tengah saat ini sedang menunggu visa. 

Selain itu, masih ada beberapa murid lagi yang sedang belajar bahasa Jerman dan sedang persiapan untuk ujian A 1 dan A2. 

Berminat belajar bahasa Jerman dengan kami atau ingin konsultasi kuliah di Jerman,  silahkan buat perjanjian dengan pak Yanuar 0812 8489 0000 atau 0815 8489 0000 untuk konsultasi.

Lokasi kantor sekaligus tempat kursus kami adalah Gd. Arthaloka, Lt. 7 Suite 710, Jl. Jend Sudirman Kav. 2, Jakarta Pusat. Tel. 021-251 1535, fax 021-251 1536. email: ladoeducare@gmail.com.  

Sabtu, 01 Maret 2014

Something that can make you are enthusiastic to learn German

How? Yes, how?

Many people come to me and to this blog to learn German, include you . Some of them want to study in Germany, some because of work, or just sight-seeing. Whatever the reason, if you want to go to Germany, it’s better to understand German.  People who want to study in Germany should have B1 certificate. People who want to get marry with Germans, people who want to accompany their spouse working or doing research in Germany should have A1 certificate.  Even, if you are just a tourist, it’s better to understand German though just a bit. Germans can speak English, but if you can speak German a bit, Germany, Austria and Switzerland  as well will be your home. 

I was in an old gate of Stadtschlaining, Austria, Fall 2012

As for me, I put some pictures of German and Europe in my rooms. Many young people decorate their rooms with favorite singer and movie stars. Why don’t we put a picture or some pictures of German or Austria in your room? You can download pictures in internet. Please be careful with copy rights of pictures. Check it first before you download it. But I think, if you download and print it for personal use, that can’t harm you. 

I myself put pictures from magazines, postcards or brochure in my room and in the front of my study table. I buy used magazines, it’s cheap, only Rp 5.000 each. And if you buy more, the seller can give you discount. I get brochures when I visited exhibition, especially education exhibition. Some of my friends gave me postcards when they were in Germany, and I was thankful for that. Those pictures make me enthusiastic to learn German and remind me that someday I will be in Germany. Do you remember that our parents’ generations put the picture of Ka’bah and Mecca in the living room, though they have never been there? That’s the sign that inside their heart and mind, they want to be there!! So do you!

Minggu, 19 Januari 2014

Buku Latihan Bahasa Jerman

Banyak yang bertanya ke saya mengenai latihan bahasa Jerman. Dalam beberapa postingan, saya sudah memuat sejumlah latihan yang saya dapatkan dari dosen saya sewaktu saya masih kuliah di IKIP Jakarta di tahun 90-96, sekarang namanya UNJ (Universitas Negeri Jakarta).

Dosen saya ini bernama Herr Sitorus. Dan hingga hari ini beliau masih rajin membuat soal latihan. Jujur saja, kemampuan bahasa Jerman saya, khususnya tata bahasa Jerman sangat terbantu ketika mengerjakan soal-soal dari beliau. Nah, jika ada yang berminat untuk membeli latihan bahasa Jerman dari beliau, silahkan langsung menghubungi beliau di email: sitorus.bergman@yahoo.de

Buku mengenai Dativ yang dijual di sebuah toko buku di Mariahilfestrasse, Wina, Austria.
Bukan buku ini yang disediakan Herr Sitorus, ya. Ini hanya untuk ilustrasi saja. 


Buku latihan yang ada adalah Soft Copy atau dalam bentuk Word Document atau PDF sebanyak 45 - 55 halaman. Harganya Rp 20.000 - Rp 25.000,-. Pengiriman file akan dilakukan via email. Pilih latihan tergantung dari tingkat belajar anda sendiri. 

A1-1 Bhs. Jerman Otodidak

A1 Fahrrad / gemischte Übungen (mit Bildern)

A1 Frühstück / gemischte übungen

A2 - Realität / gemischte Übungen

A1-A2-B1 / Wiederholungskurs

A1-A2-B1 Satzgerürst / Sätze bilden

B1 - Allerlei / gemischte Übungen

B1- Ideen / Wortschatz lernen

B1 - Vorbereitung / gemischte übungen

B2 - ANUE 1 - Ausdrucks- und Wortschatzaufbau

B2 - ANUE 2 - WORTSCHATZ

B2 - Allerlei / gemischte übungen

B2 - Ausdauer / gemischte Übungen

B2 - Das Gleichgewicht / gemischte übungen

B2 - Regenwald 3 / Ausdrucks- und Wortschatzübung

B2 - Regenwald 4 / Ausdrucks- und Wortschatzübung

B2 - Regenwald 5 / Ausdrucks- und Wortschatzübung

C1 - Allerlei / gemischte Übungen

C1 - ANUE 3 - Latihan kosa-kata dan membentuk kalimat - N E U

Berkunjung ke Jerman setelah pandemi

Gott sei Dank. Thanks God. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Setelah pandemi Corona berakhir, Jerman mencabut larangan bagi orang Indonesia untuk b...