Senin, 19 November 2018

Hotel a&o Nürnberg Hauptbahnhof

Sewaktu di Nürnberg bulan Oktober 2018 yang lalu, saya tinggal di Hotel a&o Nürnberg Hauptbahnhof. Pertama, untuk keperluan visa, hotel ini bisa dibooking tanpa perlu menunjukkan kartu kredit. Dan bisa kita batalkan menjelang tanggal kita booking. Kedua, harganya termasuk paling murah di antara deretan hotel yang ada di sana. Ketiga, lokasinya dekat kemana-mana. Namanya saja sudah Hauptbahnhof, artinya lokasinya dekat banget dengan Hauptbahnhof atau stasiun kereta api utama. Dari salah satu pintu keluar, lokasi hotel cuma 5 menit berjalan kaki. Schön, nicht? Dari bandara Albrecht-Dürer jaraknya hanya 12 menit. Dan kami punya urusan di daerah Rennweg, lokasinya hanya 3 stasiun dari sana. Selain urusan di Nürnberg, kami juga punya urusan di kota lain yaitu Fürth dan Erlangen. Semuanya bisa dicapai dengan kereta api S-Bahn dari Hauptbahnhof ini.  Oooo, yang kemudian menarik adalah kota tua Nürnberg yang banyak dikunjungi para turis hanya bersebelahan dengan Hauptbahnhof ini. Jadi, tempatnya cukup strategis buat kami, yang penting dengkulnya kuat diajak jalan.  Satu lagi dn bru kmi sdri kemudin, hri Minggu toko dan restoran tutup kecuali yang ada di Hauptbahnhof. Selamatlah perut kami dari keronocongan di hari Minggu. 

Meja kerja di lobby hotel. Cukup nyaman dan banyak colokan listrik.
Saya naksir bunganya, selalu fresh, bukan bunga plastik. Jerman, gitu lho.
Mereka gak suka dengan bunga plastik. 


Harga kamarnya lumayan murah, tapi jangan salah, karena hitungannya per-bed atau per-tempat tidur, bukan per kamar.  Harga kamar bervariasi dari hari ke hari. Biasanya week-end seperti Sabtu Minggu lebih mahal daripada weekdays. Dan kalau sedang ada pameran, maka harga bed-nya meningkat dua kali lipat. Nürnberg adalah kota pameran, dalam sebulan ada dua kali pameran internasional. 

Hotel a&o dari arah Hauptbahnhof, di depannya adalah stasiun bis antar negara.
Saya ke Roma, Italia dari stasiun ini. Asyik kan, gak perlu jalan jauh. 


Hotel menyediakan sarapan All you can eat dengan harga 7 Euro, untuk anak harganya didiskon. Tapi kami tidak pernah sarapan di hotel, kadang-kadang kami tidak lapar di pagi hari, dan kadang-kadang masih ada sisa roti yang kami beli semalam.  Jam makan pagi jam 6-10, kalau sabtu dan Minggu jam 7-11. Mereka juga menyediakan Lunch Paket juga sih, 6 Euro sesuai permintaan saja. Sewaktu saya di sana, ada beberapa rombongan yang memesan Lunch paket, mungkin karena mereka gak mau repot mencari tempat untuk makan siang untuk rombongan mereka itu. Dan bisa pesan makanan halal pula! 

Rombongan tamu dari sekolah dan rombongan tamu peserta pameran.
yang satu bajunya santai, yang satu berjas dan berdasi. 


Yang bikin males adalah waktu cek out yang pagi banget, jam 10 pagi! Padahal kami bangun biasanya jam 8 atau 9 pagi. Saya bangunnya selalu pagi, jam 3 pagi sudah bangun, jadi saya turun ke lobby untuk mengetik-ngetik karena tidak enak mengetik di kamar yang penghuninya masih tidur. Di hotel lain, cek outnya biasanya jam 12, dan ada bonus sampai jam 13. Kalau mau check late masih dimungkinkan sampai jam tertentu. Kalau hari Sabtu dan Minggu, cek outnya bisa jam 11. Di hotel ini, cek out late-nya bisa sampai jam 14 dengan membayar biaya tambahan sebesar 10 Euro per kamar, bukan per orang ya. Check in-nya baru bisa jam 3, jadi ketika kami baru datang, saya ketiduran di lobby karena cape. Padahal rencana dari Zürich, kami tiba di bandara jam 11, kami cek in jam 13 atau jam 14, tidur sebentar lalu langsung ke Rennweg. Akhirnya kami mengubah rencana menjadi istirahat full seharian, baru besoknya jalan ke Rennweg. 

Ada pengalaman yang cukup mengejutkan dan menjadi pengetahuan baru bagi saya. Ketika ingin memperpanjang menginap, saya ditolak oleh komputer. Ternyata, karena saya dan teman saya dianggap menginap terlalu lama di hotel tersebut. Di Indonesia pemilik hotel senang jika ada tamu yang menginap lama di hotelnya. Artinya mereka betah di hotel tersebut dan tentu saja ada uang masuk untuk hotelnya. Di Jerman, khususnya di negara bagian Bayern, jika seorang tamu menginap selama 28 malam, maka dia harus melapor ke Aufenthaltsdienst atau kantor ijin tinggal dan menjelaskan kenapa dia tinggal begitu lama di hotel tersebut. Untunglah, kami ada break ke München untuk menyaksikan Oktoberfest, jadi jumlah menginapnya tidak sampai 28 malam. Malas pindah hotel. Dan akhirnya kami bisa memperpanjang menginapnya, meskipun harus pindah kamar. 


Wifi-nya gratis dan cukup kuat….dan stafnya ramah. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Berkunjung ke Jerman setelah pandemi

Gott sei Dank. Thanks God. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Setelah pandemi Corona berakhir, Jerman mencabut larangan bagi orang Indonesia untuk b...