Senin, 22 Juli 2013

Latihan membuat kalimat untuk level B2

Soal B2 kadang sulit didapat, jadi begitu Herr Sitorus membuatnya, langsung saya 'sabet', supaya pembaca blog di sini mendapatkan ilmu dan latihan untuk level ini. Bagi yang sudah bisa pada latihan sebelumnya, boleh juga berlatih di level ini.

Seperti biasa, soal akan ditambahkan sewaktu-waktu.

Stephansdom, atau katedral Stephan (St. Steven) , sebuah katedral yang besar sekali terletak di pusat kota Wina, dibangun tahun 1147.


Beispiel
Siapa yang ingin ikut menonton ke bioskop?
(wer - Lust haben, zu + Infinitiv - mitkommen in (Akk) - s,Kino
Jawaban
Wer hat Lust, ins Kino mitzukommen?

 Soal
1. Suaminya tidak mengizinkannya bekerja seharian penuh.
(ihr Mann - jemanden (sie) nicht erlauben, zu + Infintiv - vollzeitig arbeiten)
>> Ihr Mann . . . . . . . . . . 

2. Para penganggur itu hidup dari bantuan sosial.
(d___  - pl,Arbeitslosen - leben von (Dativ) - d___ - e,Sozialhilfe)
.. D____  Arbeitslosen . . . . . . . . . . 

3. Besonders nach starkem Regen vermehren sich die Mücken rasant.
>> ____  rasant   ______ren . . . . . . . 

4. Mücken machen uns das Leben in den Sommermonaten schwer.
>> jemand___  _____ _____ schwer  _____en.

5. Hier sind Ideen, wie Sie sich die Plagegesiter vom Leib halten.
>> etwas ____ L______  ____en

6. die Mücken stechen jeden, sie machen (fast) keine Unterschiede.
>> K___  _____  ______en






Minta tolong atau memerintah

Kemarin, saya mendapat email seperti ini dari seseorang, saya menduganya adalah siswa SMA. 

Halo, saya mempunyai tugas bahasa Jerman membuat karangan liburan. apakah anda bisa mentranslatenya? please... tugasnya akan dikumpulkan besok pagi....please....


Buat saya, email seperti ini tidak patut, karena memerintah saya. Saya tidak kenal dengan yang membuat email ini, sebaliknya, yang mengirim email ini juga tidak kenal saya. Lalu apa haknya memerintah saya. Kedua, menulisnya dengan huruf besar. Secara etika berinternet-an, menulis dengan huruf besar menunjukkan si penulis marah, jadi email ini sangat tidak sopan untuk saya.

Saya membuat blog ini untuk berbagi pengetahuan. Kalau anda mau belajar bahasa Jerman secara privat dengan saya, saya dan teman-teman saya akan membantu. Anda ingin meminta informasi bersekolah di Jerman, saya dan teman-teman saya akan membantu. 

Balik lagi kepada kesopanan, saya jadi ingat cuplikan lagunya Opie Andaresta, "Sekarang jaman internet, tapi etiket gak boleh macet".  

Menterjemahkan dari bahasa Indonesia ke bahasa Jerman itu biayanya mahal. Dan meskipun anda mampu membayarnya, tetap anda tidak boleh memerintah orang yang membantu anda.

Saya tidak melarang anda untuk minta tolong pada saya terkait pelajaran bahasa Jerman. Misalnya mengoreksi tulisan atau karangan anda, meski anda bukan murid saya langsung. Kirimkan tulisan anda yang sudah dibuat dalam bahasa Jerman, nanti saya bantu koreksi. Ini namanya orang yang berniat mau belajar dengan benar. Tetapi bukan minta tolong dengan nada memerintah seperti email di atas. :D 


Jumat, 05 Juli 2013

Membuat kalimat sederhana dalam bahasa Jerman

Mengarang dalam bahasa apapun kelihatnnya sulit. Tapi bisa dipelajari. 

Trik yang biasanya digunakan oleh para guru bahasa dan ahli bahasa adalah mulailah dengan membuat bullet point atau inti dari kalimat yang akan kita buat. Baru kemudian kita susun dan edit tata bahasa dan susunan kalimatnya. Membuat kalimat dalam bahasa Jerman perlu latihan terus menerus, supaya kesalahan semakin sedikit. 

Di bawah ini saya berikan latihan menulis kalimat-kalimat sederhana dengan kosa kata dan tata bahasa yang sudah dipelajari. Latihan dibuat berdasarkan level belajar dan tentu saja akan ditambahi jika Herr Sitorus membuat soal baru. 

Contoh: 

Kemarin anak itu tidak sekolah.

(gestern – sein – d_ - r Sohn – nicht zur Schule gegangen)
>> Gestern ist der Sohn nicht zur Schule gegangen.

Catatan:
Kalimat ini menggunakan tata bahasa Perfekt.




SATZGERÜST - BILDEN SIE SÄTZE- A1 



1. Di pesta itu dia terlalu banyak makan.
(auf der Party – er – zu viel gegessen haben)
>> Auf der Party …

2. Mengapa kalian menjual rumah?
(warum – ihr – euer Haus verkauft haben)
>> Warum …

3. Kemarin dia tidak datang
(gestern – er – sein/haben – nicht gekommen)
>> Gestern ____ ____ nicht gekommen.

4. Kapan kamu beli kulkas ini?
(wann – du – haben/sein – gekauft AKK – dies__ - r AC?)
>> Wann _____ ____ diese__ AC gekauft?

5. Kenapa Anda tidak tinggal lebih lama di Paris?
(warum – Sie – haben/sein – nicht länger geblieben – in Paris)
>> Warum ____ _____ _____ _____ in Paris geblieben?







Minggu, 30 Juni 2013

Jakarnaval 2013

Memperingati ulang tahun Jakarta, pemerintah DKI Jakarta menyelenggarakan sejumlah acara, antara lain Jakarnaval 2013, yang diselenggarakan hari Minggu 30 Juni 2013. Acara mulai dari Balaikota yang terletak di Jl. Kebon Sirih, berakhir di jl. Thamrin, meskipun mobil karnaval sepertinya akan berakhir di jl. Kebon SIrih lagi.

Acara tahunan ini cukup menarik dan menyedot perhatian masyarakat. Dari jaman kecil saya selalu menonton acara karnaval ini. Seru aja melihat mobil hias. Kali ini, pemda DKI memberikan warna baru dengan menampilkan Festival Ondel-ondel internasional berupa parade yang diikuti oleh ribuan siswa SMA di seluruh Jakarta. Niatnya, Festival Ondel-ondel ini akan mengalahkan atau paling  tidak menyamai parade serupa di Pasadena (California) dan Rio de Janeiro (Brazil). Oh ya, apakah ada pembaca blog yang ikutan parade kemarin? Seru banget, ya. 

Kuning coklat keemasan. Anggun dan glamor. Jakarnaval 2013
Kuning mempesona. Peserta dibagi dalam kelompok warna. Kelompok ini adalah kelompok warna kuning coklat keemasan. Kelihatan anggun dan glamor dalam balutan gaun pesta a la Princess dengan kain batik. 

Desainnya keren-keren. Jakarnaval 2013
Biru, hijau dan ungu yang menawan. Warna-warna dingin ini menjadi ceria sekaligus menyejukkan.  

Korean Style atau Minangkabau Style. Jakarnaval 2013
Cowok-cowok juga gak mau kalah dan ikut bergaya. Pas melihat mereka, saya langsung teringat dengan prajurit dan ksatria dari Korea kuno. Keren banget. Tapi melihat  yang berbusana merah, saya langsung teringat Minangkabau. Keren juga.


Ada peserta nyasar, he he he. Jakarnaval 2013
Meski kecewa dengan penonton yang memenuhi jalan raya, sehingga para peserta pawai bahkan kesulitan berjalan, tetapi ada bagusnya juga jarak yang tidak terlalu jauh bagi penonton. Mereka bisa berfoto dengan para peserta parade. Saya jadi ikut-ikutan berfoto bersama mereka deh. Sepertinya mereka sudah diberitahu untuk bergaya, setiap kali ada penonton yang intgin berfoto bersama mereka. 


Ibu-ibu duduk di kursi taman di Jl. Thamrin saat Jakarnaval 2013 berlangsung

Eh, tapi kok ada yang duduknya kayak begini ya. Ibu-ibu pula. Meski katanya, biar bisa melihat parade atau pawai, tetap aja gak patut dan tidak enak dilihat. Kursi taman ini milik rakyat, dibeli pakai duit rakyat, bukan berarti bisa seenak-enaknya lho duduk dengan cara begini. Tidak patut. Kalau di Jerman dan di Eropa, orang yang duduk seperti ini di muka umum dengan fasilitas umum akan ditegur polisi. Nah. Jangan ikut-ikutan kayak begini ya. Jadilah masyarakat yang beradab, civilized people, kulturvisierte Leute dimulai dari hal-hal kecil yaitu duduk dan berlaku sepatutnya, buang sampah pada tempatnya dan sebagainya. 


Hallo, apa kabar?

Hallo, apa kabar?

Pertanyaan seperti ini adalah pertanyaan yang paling sering muncul dan ditanyakan, bahkan meskipun kita tidak terlalu kenal satu sama lain. Sepertinya ini adalah cara orang bule, tidak hanya orang Jerman saja untuk menyapa atau membuka kontak. Kalau orang Indonesia kan, kalau bertemu di jalan, bertanyanya, "mau kemana?" Kedengarannya kepo, alias mau tauuuu aje urusan orang. Tapi ini adalah gaya bahasa untuk setiap bangsa dan bahasa. 

Nah, menanyakan "apa kabar" dalam bahasa Jerman adalah 

Wie geht's (dir)? 
digunakan untuk sesama teman atau siapa saja yang kita sapa dengan du (kamu).

Wie geht's Ihnen?
digunakan untuk menyapa orang yang lebih tua, formal, atau siapa saja yang kita sapa dengan Sie (Anda).

Wie geht's euch? 
digunakan untuk sesama teman (lebih dari satu) atau siapa saja yang kita sapa dengan ihr (kalian).

Jawabannya bagaimana? Nah, ini dia....






Mungkin akan timbul pertanyaan, kenapa menanyakan kabar harus menggunakan Dativ. Ya, karena kata es + geht harus menggunakan Dativ, bukan Akkusativ apalagi Nominativ. Itu sudah aturannya, bahkan orang Jermannya sendiri akan kesulitan menjawabnya. Jadi polanya adalah

es geht + Dativ

Wie geht's dir? - Mir geht es gut, danke. Salah: Ich bin gut. 

Senin, 17 Juni 2013

Buku anak-anak "Meine Füße sind der Rollstuhl"

Kemarin (17/6/2013) saya ke Goethe Haus yang terletak di Jl. Sam Ratulangi, Menteng, Jakarta Pusat untuk meminjam sejumlah buku anak-anak untuk murid saya yang membutuhkan bahan bacaan. Kadang-kadang bosan juga kan kalau selalu membaca bahan pelajaran. Untuk variasi, boleh juga kita membaca bahan bacaan lain, misalnya buku anak-anak.

Karena murid-murid saya masih level A1, baru belajar dua minggu pula, jadinya pasti kosa katanya masih terbatas. Sehingga saya  mencari buku dengan kosa kata sederhana dan grammatiknya masih Präsens (tense untuk kala kini). Kebanyakan buku cerita dibuat dalam bentuk Präteritum (tenses untuk kala lampau). Buku seperti ini ada, tapi jarang. Mungkin lain kali saya mesti mengusulkan ke Goethe Haus untuk menyediakan lebih banyak buku anak-anak dengan tense Präsens dan sederhana, karena di Austria banyak sekali buku anak-anak yang ditulis dengan tense Präsens. Saya beli beberapa :D     

Setelah pilih-pilih saya mendapatkan 4 buku. Di rumah saya baru mulai membaca buku pertama yaitu "Meine Füße sind der Rollstuhl". Sesuai dengan judulnya, buku ini bercerita dari sudut pandang Margit, seorang anak kecil yang mengalami keterbatasan bergerak sehingga harus menggunakan kursi roda. Menurut saya, kisah ini begitu menarik dan menantang dan sesuai dengan konteks kekinian dan sudut pandang yang berbeda yang sepertinya jarang disentuh oleh penulis cerita anak-anak di Indonesia. 



Hari itu Margit senang karena diminta ibunya untuk berbelanja di supermarket untuk pertama kalinya. Margit sendiri sudah dibiasakan untuk mandiri di dalam rumah. Jadi sang ibu memberikan tantangan baru bagi Margit untuk berbelanja di supermarket tanpa ditemani ibunya. Yang akan dibeli 1 liter susu dan 1 kantong apel berisi 6 buah.

Di perjalanan, Margit melihat banyak hal yang membuatnya sedih dan senang. Karena hari libur, banyak anak bermain di lapangan bermain, dan dia sendiri tidak bisa bermain seperti mereka, karena kakinya lumpuh. Ada juga serombongan anak kecil yang mengata-ngatai anak lain karena anak tersebut gendut. Banyak orang yang mengucapkan salam kepadanya, hatinya senang sekaligus heran. Ada seorang anak yang ingin tahu dan bertanya mengenai kursi rodanya, tapi ibunya melarangnya, karena khawatir hal itu akan menyakiti hati Margit. Padahal penolakan sang ibulah yang justru membuat Margit sedih, "Ich bin doch wie alle anderen Kinder!

Ketika menyebrang jalan, Margit tidak bisa naik ke atas trotoir, dan tak ada yang membantunya. Tapi ada seorang anak yang membantunya mendorong. Anak itu adalah anak gendut yang dikata-katai oleh anak-anak lain di taman bermain, namanya Sigi. Setelah menolong Margit, Sigipun berlalu. Margit melanjutkan perjalanan dan bertemu dengan sepasang kakek nenek yang duduk di taman. Si kakek bertanya kenapa Margit menggunakan kursi roda, tapi si nenek mengatakan, "Kasihan, masih muda tapi sudah bernasib malang". 

Supermarket yang dituju memiliki jalur khusus untuk membawa barang, sehingga Margit bisa masuk ke dalam Supermarket tersebut.  Margit sebenarnya ingin mengambil susu dan apel sendiri, karena dia bisa dan ingin melakukannya sendiri. Tapi sang penjual malah heran, karena Margit justru kesal karena dibantu diambilkan. Margit bertemu Sigi kembali dan saling bercerita, Sigi meyakinkan Margit, bahwa mereka memiliki kekurangan sekaligus kelebihan. Dan Sigi juga meyakinkan Margit, bahwa meski Margit bisa melakukan banyak hal, tapi bagaimanapun Margit tetap membutuhkan bantuan orang lain dan juga harus berani meminta bantuan kepada orang lain. Mereka akan senang membantu. Margit kemudian berlatih bertanya dan hatinya senang, karena orang-orang di sekelilingnya ternyata membantunya!

Moral dari cerita ini ternyata banyak dan dalam sekali..... Coba deh kamu temukan sendiri apa saja moral story dari kisah ini. Saya berharap suatu hari akan makin banyak penulis cerita anak di Indonesia yang menuliskan cerita-cerita yang menyentuh seperti ini. Saya sedang mencoba menulis tapi kisah-kisahnya masih super pendek. Kalian juga bisa, lho. Buatlah kisah karangan kalian di blog, agar dibaca orang banyak, dikomentari dan sebagainya.

Jumat, 14 Juni 2013

Soal Latihan bahasa Jerman untuk Level Pemula

Hallo Deutschlerner,

Akhirnya saya memasukkan latihan bahasa Jerman dalam blog ini. Kenapa? Karena membuat soal tidak mudah, harus memenuhi sejumlah prinsip, antara lain, pertama dan paling prinsip, apa yang dipelajari, harus ada di dalam ujian. Atau dengan kata lain, siswa harus dipersiapkan untuk mampu menjawab soal-soal dalam ujian yang akan datang. Kedua dan yang paling penting, saya kekurangan waktu untuk memikirkan dan membuat soal-soal latihan, alias males mikir dot com, he he he.

Pemandangan di kota Oberwart, sebuah kota kecil satu setengah jam dari Wina, ibu kota Austria. 

Ada dosen saya yang kreatif dan produktif banget dalam membuat soal, yaitu Herr Sitorus. Beliau guru di Goethe Institut Jakarta. Soal-soal beliau dikoleksi oleh hampir semua mahasiswa, guru bahasa Jerman di seluruh Indonesia, bahkan pengajar yang merupakan native speaker yaitu Jerman asli. Nah, kali ini beliau berbagi sejumlah soal kepada kita semua.

Soal-soal di bawah ini adalah untuk pemula dalam bahasa Jerman. Soalnya akan ditambah sedikit demi sedikit. Tidak perlu mengirimkan jawaban ke saya. Tetapi kalau mau mengirimkan ucapan terima kasih, khususnya kepada Herr Sitorus, silahkan. Akan saya upload di sini dan sampaikan kepada beliau. 

Yang mau mendapat soal lebih banyak lagi bisa bergabung di Deutschgruppe Jakarta yang diasuh beliau. Ada biaya keanggotaan untuk bergabung di sana.  

Singular oder Plural?
1.Kamu ada masalah? (singular)
(du – haben – s, Problem)
>> Hast du ...

2.Kamu ada masalah? (plural)
( du – haben – s Problem)
>> Hast du ...


3. Perusahaan itu mencari sekretaris.
(e Firma – suchen – e Sekretärin)
>> Die Firma such__ ...

4. Perusahaan itu kekurangan sekretaris.
(e Firma – haben – zu wenig – e Sekretärin)
>> Die Firma h___ zu wenig ...


Personal Pronomen im Akkusativ
5. Brauchst du den Kugelschreiber?
>> Ja, ich brauche ____.

6. Kaufst du die Bluse?
>> Ja, ich kaufe ___.



7. Trinkst du das Bier?
>> Nein, ich trinke ___ nicht.

8. Besucht er die Grosseltern?
>> Ja, er besucht ____ .



Vokalwechselverben
1.Saya berbicara bahasa Indonesia dan Jerman.
( ich – sprechen – Indonesisch und Deutsch )
>> Ich sprech__ Indonesisch und Deutsch.

2. Kamu juga menguasai bahasa Jerman?

(du – sprechen – auch – Deutsch? )
>> Sprich___ du auch Deutsch?
3. Ini Benny, dia menguasai bahasa Perancis.
( das – sein – Benny, - er – sprechen – Französisch )
>> Das ____ Benny, er sprich__ Französisch.
 


Adjektivdeklination
1. Bolpen saya baru.
(mein – r Kugelschreiber – sein - neu)
>> Mei__ …

2. Bolpen saya baru.
(ich – haben AKKUSATIV – ein – neu – r Kugelschreiber)
>> Ich habe eine__ neue__ Kugelschreiber.

3. Mobil Anda baru?
a. (Ihr – r Wagen – sein – neu ?)
>> ____ Ih__ Wagen neu?
b. (Sie – haben AKK – ein – neu – r Wagen?
>> Hab__ …
 
4. Celana jeans saya baru.
a. (mein – e Jeanshose – sein - neu)
>> Mein__ …
b. (ich – haben AKK – eine – e
neu – e Jeanshose)

>> Ich ha___ ein__ neu__ Jeanshose.


Soal akan ditambahi secara berkala. :D

Jika ingin bertanya tentang les bahasa Jerman, silahkan hubungi saya di 0858 1122 7868, BB 27ec901c. (Pipit)
Jika yang ingin ditanyakan adalah tentang sekolah di Jerman, silahkan hubungi Pak Yanuar 0812 8489 0000, 0815 8489 0000, dan 021 310 3192.

Sabtu, 13 April 2013

Jenjang Perkuliahan di Jerman


Yang belajar dalam blog ini adalah orang yang berminat belajar bahasa Jerman, baik karena ingin sekedar bisa bahasa Jerman, karena ada mata pelajaran bahasa Jerman di sekolah, kuliah bahasa Jerman dan ada juga yang mengajar bahasa Jerman. Silahkan saja. 

Nah, seandainya kamu sudah punya minat, lalu menetapkan niat untuk kuliah di Jerman lalu pertanyaannya adalah, “Mau kuliah apa dan di mana?“, “Mau kuliah di jenjang apa dan sampai jenjang apa?” 

Perguruan tinggi di Jerman menawarkan banyak degree (level kesarjanaan), mata kuliah dan courses (jenis kursus), tergantung minat kita, cita-cita kita dan terutama juga kantong kita. 

Jenjang kesarjanaan Jerman berbeda dengan jenjang kesarjanaan negara-negara tetangganya, apalagi dengan Indonesia. Karena itu kadang-kadang ada kesulitan ketika orang Indonesia yang merupakan lulusan sarjana Jerman kembali ke Indonesia dan ingin bekerja di Indonesia. Sebaliknya juga, banyak lulusan S1 dari Indonesia mengalami kesulitan ketika ingin melanjutkan kuliah Master Degree di Jerman. 

Untunglah, beberapa tahun belakangan ini program akademis di Jerman telah melakukan sejumlah reformasi berdasarkan the Bologna Process (proses Bologna, semacam perjanjian kesepakatan di Eropa). Kesepakatan tersebut adalah perubahan beberapa tingkat kesarjanaan baik di level S1 (Bachelor) atau S2 (Master) menggantikan jenis kesarjanaan Jerman tradisonal yaitu program Diplom and Magister Artium (MA).

Saya tulis campur dengan istilah bahasa Inggris, karena sudah umum di Indonesia dan supaya lebih mudah dipahami. 



Sepintas mengenai level kesarjanaan di Jerman

Bachelor’s degree (B.A., B.Sc., Bachelor of Engineering, etc.): 
Gelar kesarjanaan yang merupakan level pertama akademis yang diakui oleh pasar kerja internasional. Program Bachelor mengajarkan mahasiswa mengenai subject perkuliahan dalam enam hingga delapan semester. Setelah menyelesaikan level ini, maka kamu bisa langsung bekerja atau melanjutkan kuliah ke level kedua yaitu tingkat master Degree. 

Master’s degree (M.A., M.Sc., Master of Engineering, etc.): 
Gelar kesarjanaan yang merupakan level kedua yang bisa kamu dapatkan di dalam jenjang universitas di Jerman. Jika kamu ingin masuk ke dalam program Master Degree, kamu harus punya Bachelor Degree atau sederajat. Lama kuliah Master degree adalah dua sampai 4 semester dan memungkinkan kamu untuk memperdalam dan memperluas ilmu pengetahuan kamu atas subject tertentu. Setelah kamu lulus dari Master Degree ini, kamu bisa langsung bekerja atau melanjutkan kuliah ke jenjang berikutnya yaitu kuliah Doctoral degree.

Doctoral degree
Program Doktor lebih kepada pembuatan dan penyelesaian paper penelitian (disertasi).  Masa kuliah doctoral degree tergantung dari area riset yang dipilih. Tetapi biasanya perkuliahan doctoral degree antara 2 – 5 tahun. 

Ujian Negara Bagian (State Examination)
Ujian ini lebih pada kualifikasi atau sertifikasi yang dilakukan oleh negara bagian, bukan jenjang akademis. Penyelenggaraan ujian dilakukan oleh Negara bagian, bukan oleh universitas.

Ujian sertifikasi yang dilakukan biasanya untuk profesi dokter, pengacara, ahli farmasi atau guru. Mahasiswa diizinkan untuk mengikuti ujian ini setelah lulus kuliah Kedokteran, Hukum, Farmasi dan Pendidikan. Setelah itu, mereka bisa bekerja sesuai dengan bidangnya. Setelah itu mereka bsia mempersiapkan ujian Negara yang kedua atau mengambil kuliah Doctoral Degree. 

Di Indonesia, ujian profesi semacam ini dilaksanakan oleh lembaga profesi misalnya untuk dokter kalau tidak salah ada semacam sertifikasi dari IDI (Ikatan Dokter Indonesia), pengacara atau advokat harus ikut ujian dari Peradin (Persatuan Advokat Indonesia), sedangkan sertifikasi untuk guru dilaksanakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nasional dan ujian sertifikasi penterjemah bersumpah dilaksanakan di Universitas Indonesia yang berlokasi di Salemba, bukan di Depok, dan setelah lulus penterjemah akan dicatatkan di provinsi DKI Jakarta. [Catatan: Kalau ada salah nama dan singkatan nama-nama lembaga akan diperbaiki kemudian, mohon koreksinya ya].

Lulus ujian sertifikasi ini, tidak menjamin bahwa peserta akan mendapatkan pekerjaan. Karena itu, sebelum ikut ujian ini, kamu mesti tahu apakah ujian Negara yang diselenggarakan di Negara bagian Jerman tersebut juga DIAKUI di Indonesia, supaya tidak sia-sia. Tapi kalau kamu hobi ikut ujian dan suka mengkoleksi sertifikat, kenapa enggak?

Untuk pertanyaan mengenai kuliah di Jerman, silahkan menghubungi Pak Yanuar. Saya taunya cuma mengajar bahasa Jerman saja  

Pak Yanuar bisa dihubungi di tel 021-3103192, fax. 021-3103102. HP: 0812 8489 0000, 0815 8489 0000. 
Email: yanuarbudiarso@yahoo.com.

Rabu, 27 Maret 2013

Warum liebe ich dich ?

Sekali-sekali kita romantis dengan belajar Gedichte atau Poesie ya. Dengan bahasa yang sederhana, kita bisa juga bergombal ria dengan orang Jerman, atau sebaliknya, jadi tahu kalau digombalin dengan orang Jerman.

Oh ya, banyak pujangga atau penyair dari Jerman mendapatkan hadiah Nobel sastra, jadi ada baiknya kita juga belajar sastra lewat puisi atau syair yang sederhana (sekaligus gombal) seperti ini. Sebelum kita masuk ke puisi dan syair yang serius seperti karya Goethe, Herman Hesse, dan lain-lain.   


Warum soll versucht werden, 

das Unerklärliche zu erklären?
Wie soll über eine geheimnisvolle,
wunderbare Liebe gesprochen werden?

Ich liebe dich, weil ich dich nötig habe,
Ich liebe dich in einer endlosen Liebe
Und ich erwarte,
dass du mich auch nötig hast . . .
Ich liebe dich, weil ich dich liebe,
Es ist so . . .  einfach so!

Wenn ich dich liebe, 
einfach weil ich es liebe, dich zu lieben,
wenn ich es lieb habe, dich lieb zu haben, 
wenn ich dich so verrückt haben will, 
was kann ich dem Himmel bitten? 
Dass es ewig dauert!

Ich liebe dich, weil ich dich liebe, 
Ich liebe dich in ener endlosen Liebe,
Ich liebe dich, weil ich dich liebe,
Es, ist so . . . einfach so! . . .

Supaya seru, saya akan buat pertanyaan terkait puisi ini. Dan agar adil dan semua bisa menjawab, satu orang menjawab satu pertanyaan saja ya.. Kalau menjawab lebih dari satu pertanyaan, meski benar, saya tidak akan upload komentarnya. (supaya kita stick dengan aturan) Pertanyaan akan ditambahkan bila perlu dan kalau saya punya ide untuk pertanyaan :)

Pertanyaan :
1. Judul: "Warum liebe ich dich?" Adakah yang bisa menjelaskan mengenai posisi kalimat ini?

2. Paragraf 2: "Ich liebe dich" Kenapa kata kerja setelah kata ich menjadi "liebe"? Apakah kata kerja dasar atau infinitiv dari kata "liebe"?

3. Masih paragraf 2: "Ich liebe dich". Dich berasal dari kata apa ya? Dan kenapa berubah menjadi dich? Apa nama kasusnya?

4. "Wenn, weil, dass" : Sebutkan jenis dan fungsi kata ini.

5. Masih "wenn, weil, dass" : Bagaimana pola kalimat yang menggunakan wenn, weil, dass? (Bisa dijawab setelah ada yang menjawab pertanyaan nomor 4)

Minggu, 03 Maret 2013

Mencari beasiswa ke Jerman

Liebe Freunde,
ada sejumlah email yang masuk dan bertanya tentang peluang mendapatkan  beasiswa kuliah di Jerman. Jujur saja saya tidak tahu. Kalau tahu, saya akan mendaftar terlebih dahulu, he he he.

Di depan Universität Wien, mumpung melewati salah satu universitas tertua di dunia. Cuma berfoto-foto saja, baru jam 4 tapi sudah gelap, karena saat itu musim gugur.

Salah satu alasan saya kenapa saya kuliah jurusan bahasa Jerman adalah agar mendapat beasiswa ke Jerman. Begitu kuliah, saya harus menerima kenyataan bahwa beasiswa tersebut tidak ada, sekalinya ada sangat terbatas. Jadi saya harus berpuas diri dengan hanya mendapat beasiswa kursus di Goethe Institut selama beberapa tahun dan beasiswa Super Semar di kampus. 

Untuk mahasiswa IKIP Jakarta (sekarang UNJ atau Universitas Negeri Jakarta) biasanya mendapatkan kesempatan ke Jerman selama beberapa bulan. Tetapi saya tidak paham kriteria mereka yang mendapatkan beasiswa, tahu-tahu sudah ada aja senior, teman seangkatan dan adik kelas yang berangkat ke Jerman mendapatkan beasiswa dari Goethe Institut. Tapi saya yakin, suatu hari saya akan ke Jerman atau ke Eropa meski tidak dibantu oleh Goethe Institut atau kampus saya. 

Beasiswa yang paling mudah tentu saja dari Yayasan Orang Tua Tercinta. Tapi bagaimana jika orang tua kita tidak mampu menyediakan 8000 Euro sebagai jaminan kuliah ke Jerman? 

Ada beberapa cara. Yang pertama adalah dengan menjadi Au Pair atau kakak angkat. Sejumlah orang menganggapnya baby sitter, padahal bukan, meski sama-sama menjaga anak kecil. Posisi Au Pair dalam sebuah keluarga Jerman adalah setara dengan anggota keluarga yang lain. Jam kerjanya juga hanya beberapa jam, biasanya 8 jam sehari, dan hari Sabtu Minggu mendapatkan libur. Au Pair juga berhak kursus bahasa Jerman dengan biaya dari orang tua angkatnya. 

Banyak mahasiswa Indonesia mencoba ke Jerman dengan cara ini. Modalnya cuma bahasa Jerman level A1 dan tiket pesawat, lalu mencari orang tua angkat di www.aupair.com. 

Bedanya dengan TKW dan TKI yang umum adalah, kita bisa memilih orang tua kita, karena orang tua akan mencantumkan foto mereka dan anak yang akan dijaga. Kalau sudah cocok, mereka akan mengirimkan kontrak kerja. Kontrak kerja adalah hal yang wajib, kalau tidak ada kontrak kerja ini, jangan harap Kedubes Jerman akan memberikan visa. Beda dengan TKW dan TKI, karena sekali lagi, Au Pair bukan tenaga kerja baby sitter atau pembantu. 

Karena awalnya, program ini adalah pertukaran budaya yang dilakukan oleh anak muda antar negara di Eropa. Hanya karena permintaan akan Au Pair begitu tinggi, maka program ini dibuka untuk warga negara bukan Eropa. Dan orang Jerman atau Eropa kemudian lebih suka dengan orang Asia, karena orang Asia lebih care dengan anak kecil dibanding dengan anak muda peserta Au Pair dari  Eropa. 

Yang menarik, jika keluarga Jerman tersebut cocok dengan kita, mereka bisa menjadi sponsor kita untuk kuliah di Jerman. Jadi banyak mahasiswa Indonesia terutama yang jurusan bahasa Jerman menjadikan posisi Au Pair sebagai batu loncatan untuk kuliah di Jerman. Banyak yang sudah mencoba dan sukses, yang paling banyak mencoba cara ini kemudian adalah lulusan SMA dari kota Cirebon. Saya yakin, dua puluh tahun dari sekarang, Cirebon akan menjadi kota dengan lulusan Jermna terbanyak di Indonesia. 

Yang gagal ada juga, baik gagal memenuhi tugas setahun sebagai Au Pair atau ada juga yang harus pulang ke Indonesia setelah tugas sebagai Au Pair karena orang tua Jerman tidak mau menjadi sponsor mereka. Ada juga yang bertemu jodoh dan menikah dengan orang Jerman atau Austria. Salah satunya adik kelas saya, dan saya menginap di rumah mereka di Tulln, kota kecil dekat kota Wina, ketika saya ke Austria musim gugur 2012 lalu. 

Yang kedua, berkunjung ke beberapa website yang fokus pada beasiswa. Cobalah cari di google dengan kata kunci "scholarship Germany" atau scholarship dengan jurusan yang dituju atau kalau bahasa Jermannya sudah bagus, cari dengan kata kunci "Stipendium". Stipendium berarti beasiswa. Saya berlangganan  sebuah web beasiswa, tapi saya lupa namanya. Sayangnya, jurusan yang sering membuka kesempatan beasiswa adalah yang terkait dengan otak dan syaraf manusia. Jauh banget kan dengan bidang dan minat saya.

Ketiga, gak mesti Jerman kan? Karena kedutaan Swiss juga memberikan beasiswa kepada mahasiswa Indonesia. Coba cek website kedubes Swiss. Beasiswa diberikan untuk master di universitas negeri dan ada batasan usia yaitu di bawah 35 tahun. 

Ada pengalaman yang cukup menyebalkan untuk mendapatkan beasiswa dari kedutaan Swiss ini. Saya pernah mendaftar beasiswa ini dan menghubungi sebuah jurusan di universitas negeri di Swiss. Karena website menyebutkan, beasiswa diberikan jika diterima di universitas negeri di Swiss. 

Setelah memenuhi beberapa persyaratan termasuk membuat makalah dalam bahasa Jerman, saya diterima di universitas tersebut. Namun, ketika saya mengajukan beasiswa ke Kedubes Swiss, pegawai Kedubes Swiss (orang Indonesia) tersebut menolaknya, karena universitas dan jurusan tersebut tidak termasuk dalam daftar universitas yang bisa diberikan beasiswa. 

Padahal setahun sebelumnya, pegawai yang sama tidak memberikan kriteria jurusan mana yang akan mendapatkan beasiswa, jurusan mana yang tidak bisa mendapatkan beasiswa. Saya rugi menunggu setahun untuk proses pendaftaran dan penerimaan di universitas tersebut dan usia saya sudah tidak bisa mengajukan beasiswa lagi. 

Jelas saya murka sekali dengan pegawai tersebut yang salah memberikan informasi. Setahun kemudian saya menemukan nama pegawai tersebut dalam daftar peserta ujian B2 di Goethe Institut. Jangan-jangan dia ikut ujian  untuk ikut beasiswa tersebut atau mau menikah dengan orang Swiss. Sayang sekali, sama-sama orang Indonesia tetapi tidak mau membantu sama sekali.

Austria juga banyak memberikan beasiswa, tetapi saya tidak tahu dari mana para mahasiswa itu mendapatnya. Sepertinya kebanyakan dari lembaga pemerintah. Austria negara kecil dan tidak terlalu terkenal di Indonesia, sehingga mahasiswa Indonesia yang kuliah di Austria juga tidak sebanyak di Jerman. 

Yang perlu diperhatikan oleh teman-teman jika ingin mendapatkan beasiswa, dari negara atau pihak manapun adalah harus sabar dan rajin mencari informasi. Kedua, suka atau tidak suka, mau atau tidak mau, kita harus masuk ke dalam sebuah lembaga. Jarang sekali ada beasiswa untuk perorangan. Kecuali orang tersebut telah menjadi tokoh atau "seseorang" di negeri ini. DAAD atau Deutsche Akademiches Austausch Dienst memberikan beasiswa yang bersifat "G to G" atau "Government to Government". Jadi yang diberikan beasiswa adalah dosen dari Indonesia untuk kuliah atau melakukan penelitian di Jerman atau mengundang dosen atau peneliti Jerman untuk memberikan kuliah di Indonesia.

Saya mendapat beasiswa dari pemerintah Austria untuk training kepemiluan selama satu bulan pada Oktober-November 2012 yang lalu. Nama program tersebut adalah International Peacebuilding Training atau IPT yang diselenggarakan oleh Austrian Study Center for Peace and Conflict Resolution atau ASPR. 

Saya mendapatkan beasiswa tersebut karena kerja-kerja saya selama ini di Indonesia sebagai pemantau pemilu yang  tergabung dalam KIPP Indonesia (Komite Indonesia Pemantau Pemilu). Saya bergabung dengan KIPP Indonesia sejak tahun 1998 dan posisi saya sekarang adalah Kepala Departemen Hubungan Internasional. 

Sekarang pun saya sedang mencari beasiswa tetapi tidak untuk memperdalam bahasa Jerman, melainkan untuk Demokrasi dan Kepemiluan. Mungkin saya akan mencari beasiswa ke negara Jerman, mungkin ke negara lain di Eropa. 

Universitas Frankfurt memiliki jurusan yang saya minati dan salah satu pengajar di sana merupakan trainer saya di Austria, jadi bisa menjadi referensi saya. Mungkin juga saya akan melamar ke Manchester University di Inggris, karena ada jurusan yang saya minati di universitas ini dan saya sedang mencoba beasiswa Chevening. Who knows .... :)

Minggu, 13 Januari 2013

Cara mudah menghafal artikel benda

Salah satu masalah dalam bahasa Jerman adalah menghafal kata-kata benda dalam bahasa Jerman. Sebenarnya itu bukan masalah, tapi fakta. Karena masalah selalu berbentuk pertanyaan, yaitu "Bagaimana cara mudah menghafal artikel benda dalam bahasa Jerman?"

Saya memberikan alternatif cara mudah belajar yaitu dengan membuat kartu dari karton buffalo berwarna warni. Pilih 3 warna saja, karena artikel benda dalam bahasa Jerman ada 3 kan? Atau 4 warna juga boleh, yang satu lagi untuk bentuk plural. Ukuran kartunya 5 cm x 8 cm. Lalu saya tuliskan sejumlah kata-kata yang sesuai dengan bab yang sedang dipelajari. 



Saya pilih karton buffalo karena ketebalannya sedang, sehingga kartu tidak cepat lusuh. Kedua, saya membeli karton buffalo atau karton yang sering digunakan untuk cover makalah. Ukurannya biasanya folio, bentuknya sudah lurus dan tidak melengkung seperti kalau kita membeli karton yang masih dalam bentuk gulungan. 

Saya mencoba ini untuk siswa saya yang masih kelas 6 SD dan dia sangat menikmatinya. Padahal biasanya dia paling malas banget kalau belajar bahasa Jerman apalagi disuruh buka buku. 

Hebatnya, dia bisa langsung menebak kalau setiap warna sudah saya klasifikasikan. Saya katakan, belum tentu, tetapi ketika dia berhasil mencari artikel beberapa kartu akhirnya saya buka rahasianya. Sambil memuji kecermatan dia mengasosiasikan warna dengan jenis artikel.

Jadi tugas selanjutnya adalah mencari arti dari kata-kata tersebut. Setelah selesai belajar, eh dia malah minta kartu-kartu tersebut untuk belajar sendiri. Saya berikan, justru senang karena dia menjadi senang belajar. 

Proyek saya selanjutnya adalah membuat kartu untuk belajar merangkai kalimat. Mau tahu, bagaimana proyek akhirnya? Cek terus blog ini ya.....

Rabu, 09 Januari 2013

Biaya sekolah di Jerman


Biaya sekolah di Jerman lebih murah dibandingkan Inggris dan Amerika. Namun, bukan berarti bebas biaya sama sekali, lho. Sampai saat ini ada dua negara bagian yang menetapkan biaya kuliah, sedangkan 14 negara bagian lainnya tidak menerapkan biaya kuliah.

Sejak Musim Dingin 2006/2007, beberapa universitas di Jerman diizinkan untuk menarik pembayaran dari mahasiswa S-1 atau undergraduate. Di peta di bawah ini, kalian bisa lihat negara bagian mana saja yang menerapkan pembayaran tersebut, yaitu negara bagian Niederschsen dan Bayern.



Beberapa universitas mengharuskan mahasiswanya membayar sekitar 500 per semester bagi mahasiswa yang kuliahnya molor atau lebih lama 2  atau 4 semester dibandingkan dengan rekan-rekan kuliahnya.

Oh ya, jangan mencampur adukkan biaya tuition atau biaya kuliah dengan semester contributions (atau kontribusi semester). Keduanya tidak ada hubungannya satu sama lain. Dan jumlahnya tergantung dari universitas masing-masing. Uang ini meliputi biaya administrasi termasuk kontribusi social seperti ASta dan Studentenwerk (semacam senat mahasiswa). Banyak universitas memberikan tiket bagi mahasiswanya untuk menggunakan transportasi public dengan uang dari kontribusi semester ini.

Jika ada yang ingin ditanyakan tentang sekolah di Jerman, silahkan hubungi Pak Yanuar 0812 8489 0000, 0815 8489 0000, dan 021 310 3192.

Biaya kalau ke Salon di Wina, Austria

Saya suka ke salon, biasanya sih untuk potong rambut, creambath, refleksi, atau luluran dan sekali sekali menikur pedikur. Setiap kali ke sebuh negara, saya pati akan mencoba massage atau urutnya, karena saya suka banget diurut, he he he. Bikin badan jadi enteng.

Misalnya waktu ke Thailand saya coba Thai massage yang seperti pemain akrobat, badan kita ditekuk-tekuk oleh pemijatnya (cewek ya) setelah tubuh kita ditotok dengan kepalan tangan atau ujung jari mereka. Tapi ternyata saya lebih suka dengan oil massage-nya Thailand, karena mirip dengan urut di Indonesia. Thai massage gak nendang buat saya.

Sewaktu saya di India, begitu juga. Biayanya agak mahal sedikit daripada yang di Thailand, tapi urutnya tidak oke. Malaysia lumayan lah, yang memijat orang Indonesia juga kok.

Tapi ketika saya ke Austria, saya gak sanggup deh ke salonnya mereka. Muahaaalll banget. 



Daftar harga salon di Westbahnhof, Wina. Pengunjungnya banyak juga, he he he. 

Untuk potong rambut, cuci (keramas) dan diblow biayanya 46 Euro setara dengan Rp 811 ribu. Di Jakarta, 200 ribu - 300 ribu udah bisa semua-mua, dari creambath, potong rambut, luluran, facial, menikur, pedikur de el el. Makanya disabar-sabarin deh nunggu pulang ke Jakarta, baru balas dendam ke salon, ha ha ha. 


Out of Topic: Memperkenalkan website baru


Liebe Freunde, 

Sudah beberapa tahun ini saya mencari uang tambahan melalui website 'paid to review'. Nur zum Spass, aber es lohnt sich gut. 

Caranya, pertama dengan membeli nama domain yang PR-nya sudah mencapai angka 3 atau PR 3.

PR atau singkatan dari Page Rank merupakan ranking dari sebuah nama domain. Semakin tinggi nilai PR, berarti nama domain itu semakin terkenal. Yahoo, Gmail dan Facebook adalah nama domain dengan PR tinggi tentu saja.



Nah, kalau sudah membeli nama domain tersebut, saya membuat blog dan mengconvert nama  blog gratisan tersebut menjadi nama domain berbayar tersebut. Lalu saya mendaftarkan diri untuk mendapatkan order menulis.

Harga satu artikel review produk biasanya berkisar antara 2.5$ - 10$. Susah-susah gampang, karena mesti ditulis dalam bahasa Inggris yang baik dan benar, plus mesti ditaruh link dan SEO-nya.  Pertama-tama sih ordernya lama dan jarang, tapi kalau sudah beberapa kali kita dapat order, maka order lain pun menyusul. 

Saya sudah berhasil, cuma karena beberapa tahun ini, saya pulang pergi keluar negeri untuk melakukan pemantauan pemilu dan training, urusan ini terbengkalai. Karena order kadang-kadang deadlinenya cuma satu minggu, sedangkan pemantauan pemilu sedang seru-serunya.  

Nah, saya baru kenal sebuah website yang juga membayar kita untuk paid to review. Asyiknya, hanya menuliskan review paling sedikit 2 kalimat, dalam bahasa Inggris tentunya sesuai dengan website yang sedang kita review. Bayarannya? 1 artikel berisi 2 kalimat tersebut, dihargai $ 0.30. Lumayan kan. Saya baru menulis beberapa review, dan sudah dapat $ 2.40. Biasa menulis review dalam bahasa Inggris sebanyak 3 paragraf atau 300 kata, itu mah kecil buat saya, he he he. Artinya, buat yang gak mahir berbahasa Inggris pun, bisa ikutan.    

Yang mau ikutan, silahkan klik website "Paid to Review" yang ada di sebelah kanan atau kiri blog ini. Iseng-iseng berhadiah, kok. Semuanya serba gratis, eh, dapat uang dan dollar pula. Siapa tau kita bisa ke Eropa bareng lewat website ini. 

Berkunjung ke Jerman setelah pandemi

Gott sei Dank. Thanks God. Alhamdulillah. Puji Tuhan. Setelah pandemi Corona berakhir, Jerman mencabut larangan bagi orang Indonesia untuk b...